Staf KSOPP Danau Toba dan Petugas Pelabuhan Ikuti Sosialisasi dan Simulasi Bantuan Hidup Dasar

    Staf KSOPP Danau Toba dan Petugas Pelabuhan Ikuti Sosialisasi dan Simulasi Bantuan Hidup Dasar
    dr. Saut Hutasoit, Sp. An KIC Ketika membukan saluran pernapasan

    BALIGE-Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (KSOPP) Danau Toba bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Toba menggelar sosialisasi dan simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada petugas pelabuhan, di Kantor KSOPP Balige, Rabu (25/09/2024) yang lalu

    "Sosialisasi dan simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) perlu untuk dipahami agar seluruh personel kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan penyeberangan mengerti untuk tindakan darurat yang dapat menyelamatkan nyawa seseorang dan pelatihan ini kami butuhkan karena di kawasan Danau Toba belum tersedia unit kesehatan dipelabuhan.”ujar Kepala KSOPP Danau Toba Rijaya Simarmata

    Rijaya Simarmata menyampaikan, Sosialisasi dan simulasi ini merupakan bagian dari upaya preventif dalam mengantisipasi terjadinya kasus henti jantung yang sewaktu-waktu dapat dialami oleh pengguna jasa penyeberangan, rekan, keluarga, hingga masyarakat di lingkungan tempat tinggal

    Untuk itu, penting bagi seluruh staf dan personel KSOPP Danau Toba memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melakukan pertolongan pertama, mengingat banyak kasus kematian disebabkan henti jantung mendadak dan dapat menimpa setiap individu dimana saja dan kapan saja termasuk di pelabuhan-pelabuhan

    Selain itu, kita juga bekerja di kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Danau Toba, “Jadi pengetahuan dan keterampilan dasar harus kita miliki, ”tegasnya sembari meminta seluruh peserta agar mengikuti rangkaian dengan sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya mampu memberikan manfaat kepada seluruh lapisan masyarakat

    Kepala UPT Puskesmas Balige dr. Netty Iriani Simanjuntak, M. KM mengungkapkan, Sosialisasi dan Simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) bertujuan untuk memberikan pertolongan dengan cepat agar pasukan oksigen tetap terjaga pada korban yang tidak sadarkan diri sebelum tim medis tiba

    "Semoga dengan adanya Sosialisasi dan Simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) ini para petugas Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (KSOPP) Danau Toba bisa cepat tanggap menangani korban yang mengalami henti jantung, ”sebut dr. Netty iriani Simanjuntak, M. KM

    Sementara dr. Saut Hutasoit, Sp. An KIC, bahwa Keadaan henti jantung saat ini menjadi penyebab tertinggi kasus kematian di berbagai belahan dunia. Henti jantung dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan disebabkan oleh berbagai kondisi dan lingkungan yang beragam.

    "Untuk itu, diperlukan serangkaian tindakan yang cepat dan tepat guna mencegah kematian yang diakibatkan oleh henti jantung dengan cara melakukan pertolongan. Pertolongan ini tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun setiap warga dapat melakukan dengan mempelajari langkah-langkahnya.

    Langkah-langkah bantuan hidup dasar. Pertama mengenali kondisi korban, Jika penolong menemukan seseorang mengalami henti jantung dan tidak responsif (tidak ada pergerakan atau respons terhadap rangsangan) segera lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dengan cara memanggil korban dan menepuk-nepuk, atau menggoyangkan bahu korban dan periksa pernafasan korban.

    2) Memanggil bantuan medis agar segera datang. Jika ada orang lain di sekitar anda, mintalah mereka untuk memanggil ambulans atau layanan darurat terdekat. Jika anda sendirian, segera hubungi nomor telepon darurat setempat sebelum melanjutkan dengan tindakan selanjutnya.

     3). Melakukan penilaian korban

    Lakukan penilaian korban dan cek respon korban dengan cara 3A yaitu Aman diri, aman pasien dan aman lingkungan) dan Jika tidak ada respons atau korban tidak responsif, lanjutkan ke langkah berikutnya dengan cara memeriksa nadi karotis dan juga nadi di lengan. Jika korban tidak respon  maka tindakan selanjutnya adalah memberikan RJP (Resusitasi Jantung Paru).

    4). Resusitasi Jantung Paru (RJP):

    Mulailah dengan kompresi dada. Tempatkan pangkal telapak tangan di tengah dada korban, tepat di atas sternum (tulang dada), lalu tempatkan tangan satunya di atasnya. Tekan dengan kuat dan cepat dengan kedua tangan, dengan laju sekitar 100-120 kali per menit. Setelah setiap kompresi, biarkan dada kembali naik ke posisi semula.

    5). Pemberian Napas Buatan: Setelah 30 kompresi dada, berikan 2 napas bantuan. Tutupi mulut korban dengan mulut anda dan tutup hidungnya dengan jari telunjuk. Berikan napas dengan tekanan yang cukup untuk membuat dada korban naik.Bisa juga menggunakan alat bantu nafas (ambu), ”sebutnya. (karmel)

    sumut
    Karmel

    Karmel

    Artikel Sebelumnya

    Dr Aqua Dwipayana: Aku Bersyukur Jadi Wartawan

    Artikel Berikutnya

    Punya Program dan Visi Misi yang Singkron...

    Berita terkait

    Rekomendasi berita

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Aliansi Antar Kementerian Ciptakan Generasi Emas yang Siap Bersaing di Tingkat Global
    Hendri Kampai: Indonesia Emas, Mimpi Indah atau Nyata? Saatnya Tiga Kementerian Mulai Kolaborasi!
    Pelanggan Sampaikan Keluhan, Manajer PLN ULP Lima Puluh Bungkam Dikonfirmasi

    Tags